Cari Blog Ini

Senin, 05 Agustus 2019

Pemdes Kalongan Targetkan Merekrut 3.000 Peserta BPJS Ketenagakerjaan


   





 

       
     




























Pada hari Minggu, 04 Agustus 2019 Jam 08.00 wib Pemerintah Desa Kalongan, Kec Ungaran Timur secara resmi lelaksanakan Launching Desa Sadar BPJS Ketenagakerjaan dan Pasar Sawahan . Acara ini dibuka oleh Kepala Desa Kalongan dengan diawali Pawai Peserta dari Perangkat Desa, Karang Taruna, Pokdarwis , PKK, Posyandu, Remaja, Tokoh Masyarakat, RT, RW dan masyarakat Desa Kalongan . Pawai dimulai dari Lapangan Desa Kalongan sampai Pasar Sawahan depan SMPN 5 Ungaran. Pemerintah Desa Kalongan menargetkan bisa merekrut sebanyak 3.000 orang peserta BPJS Ketenagakerjaan baru. Target itu, menurut Kepala desa  Kalongan bisa tercapai seiring dengan gencarnya sosialisasi tentang manfaat yang bisa diperoleh ketika menjadi peserta jaminan sosial ketenagakerjaan.
Jumlah penduduk Kalongan Tahun 2019 lebih kurang ada 12.370 jiwa. 40 persennya adalah angkatan kerja, dan sebagian pekerja di sini adalah pekerja non-formal, yaitu para petani serta pekerja bangunan, Selama dua hari terakhir, Kepala Desa  bersama tim Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) berhasil menjangkau dan mendaftarkan 100 orang peserta baru. Sejalan dengan itu, pemerintah dan perangkat desa , rencananya akan ikut memberikan sosialisasi agar masyarakat semakin paham dan sadar akan pentingnya mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan . Sehingga semua warga Desa kalongan  bisa terlindungi ketika bekerja, apalagi iuran yang wajib dibayarkan setiap bulannya terbilang terjangkau,
Dalam kesempatan itu dihadiri , Bupati Semarang yang diwakili Camat Ungaran Timur, Asisten Deputi Wilayah Bidang Umum dan SDM Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Jateng-DIY, Dian Agung Senoaji yang menyampaikan  tahun ini pihaknya bersama BPJS-TK Cabang Ungaran berencana meluncurkan tiga desa sadar di Kabupaten Semarang. Selain di Desa Kalongan Ungaran Timur, akan disusul pencanangan program serupa di Desa Tegalwaton Tengaran dan Desa Kenteng Bandungan.
Program ini sudah tiga tahun berjalan, dan Kabupaten Semarang langganan jadi pemenang tingkat nasional. 2017 Desa Kalisidi keluar sebagai Juara Harapan I, dan 2018 kemarin Desa Lerep mendapat Juara I,” 
Bersamaan dengan Peluncuran dan Pencanangan Desa Sadar BPJS Ketenagakerjaan Desa Kalongan, Ungaran Timur, kegiatan ini  juga dirangkai dengan Pembukaan Pasar Sawahan. Pasar yang berlokasi di depan SMP 5 Ungaran ini,  rencananya akan dibuka khusus Minggu Legi dan Minggu Pahing  dan bisa dikunjungi oleh wisatawan baik lokal mau pun mancanegara. Ada pun yang dijual warga setempat, didominasi kuliner tradisional dengan kemasan non-plastik.
“Area ini dahulu sepi, kini menjadi ramai dan layak untuk dikunjungi. Kemudian makanan olahannya khas desa, bisa dinikmati dengan harga yang terjangkau, @din

Kamis, 11 Juli 2019

DESA SIAGA


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah Desa/ kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Desa Siaga
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
  • Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
  • Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawadaruratan dan sebagainya)
  • Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan. 
Ciri-Ciri Desa Siaga
  1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )
  2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
  3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
  4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat 
Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
  1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
  2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan
  3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan, peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa, camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.
Kriteria Pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat kriteria.
  1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan do’a.
  2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya.
  3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.
  4. Tahap Paripurna, tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup bersih dan sehat. 
Keberhasilan Program
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome 
1.    Indikator Input
  • Jumlah kader desa siaga.
  • Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
  • Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
  • Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
  • Tersedianya dana operasional desa siaga.
  • Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
  • Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai dalam warna yang sesuai.
  • Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2.    Indikator proses
  • Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).
  • Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
  • Berfungsi/tidaknya poskesdes.
  • Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
  • Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis masyarakat.
  • Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
  • Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
3.    Indikator Output
  • Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
  • Jumlah kunjungan neonates (KN2).
  • Jumlah BBLR yang dirujuk.
  • Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
  • Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
  • Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
  • Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
  • Jumlah keluarga yang punya jamban.
  • Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
  • Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
  • Adanya data kesehatan lingkungan.
  • Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
  • Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4.    Indikator outcome
  • Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
  • Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
  • Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
  • Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
@din

Rabu, 26 Juni 2019

PELAKSANAAN DANA DESA TAHAB SATU 2019 DESA KALONGAN



                        
                        
Pada Tahun Anggaran 2019 Dana Desa di Desa Kalongan sebesar Rp. 928.072.000 ; Dana tersebut di Transfer dalam tiga Tahap yaitu Tahap 1 :  20% Rp. 185.614.000;  Tahap 2 : 40%  : Rp. 371.229.000;  dan Tahap 3 : 40% : Rp. 371.229.000; Untuk Tahab 1 sudah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 yaitu untuk Perbaikan Jalan aspal di Dusun Kalongan depan KUA Ungaran Timur  sebesar Rp. 50.000.000; Perbaikan Jalan Aspal depan Puskesmas Kalongan sebesar Rp. 40.000.000; Perbaikan Jalan Aspal Dusun Kajangan sebesar Rp. 42.000.000; dan Perbaikan Jalan Aspal Dusun Sepete sebesar Rp. 40.000.000;@din

Koramil Bantu WC Bagi Warga


     

Personil Komando Rayon Militer (Koramil) Ungaran terlibat langsung dalam proses pembuatan jamban atau Water Closet (WC) di Dusun Bandungan RW.003 Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur yang masih  belum memiliki WC untuk aktifitas Buang Air Besar (BAB). dengan sasaran karya bakti untuk sarana sanitasi warga yang belum mempunyai WC . kegiatan ini dilaksanakan pada  Hari Jum'at tanggal 21 Juni 2019. 
menurut bintara pembina desa (babinsa) yang bertugas di Desa Kalongan    sudah didistribusikan ke sejumlah Kepala Keluarga (KK) sasaran yang telah dilakukan survei sebelumnya bersama perangkat desa setempat. @din